Tari Mandau merupakan sebuah pertunjukan seni tari yang menggunakan properti senjata khas suku Dayak Kalimantan Tengah yaitu Mandau.
Mandau merupakan senjata khas suku Dayak Kalimantan Tengah yang memiliki bentuk seperti parang. Mandau dipercayai memiliki kekuatan mistis yang bisa membuat pemiliknya memiliki kesaktian ilmu kebal. Ilmu ini dipercaya diberikan turun-temurun oleh leluhur suku Dayak untuk melindungi diri pada saat terjadi peperangan. Namun dibalik hal itu, suku Dayak memiliki pedoman hidup yang cinta damai sesuai dengan falsafah Huma Betang.
Pertunjukan tari Mandau ini bisa digolongkan cukup berbahaya namun indah untuk dilihat. Tarian ini seringkali ditampilkan pada saat menyambut tamu-tamu penting, maupun pada pertunjukan seni. Tarian ini menggambarkan perjuangan suku Dayak Kalimantan Tengah dalam memperjuangkan harkat dan martabatnya. Penari pada tarian ini biasanya didominasi oleh pria, namun tidak menutup kemungkinan wanita pun bisa menarikannya.
Tarian ini tidak bisa ditampilkan dengan sembarangan tanpa melalui proses latihan. Hal ini dikarenkan aksi-aksi yang cukup berbahaya yang ditampilkan pada tarian ini. aksi-aksi tersebut diantaranya adalah menggigit Mandau, memutar, melempar, menebas, hingga gerakan saling serang. Maka dari itu diperlukan proses yang panjang sebelum bisa menampilkan tarian ini, penari dituntut untuk lincah dan piawai dalam memainkan atraksi-atraksi dalam tarian ini. pada pertunjukan tari Mandau sangat mengutamakan unsur-unsur teatrikal dan seni dalam tariannya. Alunan musik yang energik dari garantung, kangkanung, gendang, dan kecapi semakin memberikan aura perjuangan pada para penontonnya.
Kostum yang digunakan para penaripada saat menampilkan tarian inipula semakin mendukung keindahanpada tarian Mandau ini. kostum yangdigunakan pada tarian ini sangatlahkhas dan unik. Pada tarian ini penarimenggunakan kostum seperti rompi yang disebut dengan “Sangkarut” dan celana yang disebut dengan “Ewah” yang terbuat dari kulit kayu, selain itu penari juga menggunakan hiasan selendang 5 warna (hitam, putih, kuning, hijau, merah), tato khas suku Dayak, serta penutup kepala yang terbuat dari paruh burung enggang dan bulu-bulu burung khas Kalimantan Tengah yaitu tingang dan haruei yang dirangkai menyerupai ekor burung enggang yang mekar. (Adm)