TARI BALIAN DADAS BAWO
Tari balian dilakukan pada upacara pengobatan orang sakit, oleh suku Dayak Ma’anyan. Tarian tersebut menggunakan sepasang gelang dari logam, sehingga menimbulkan suara gemrincing dan ketambung. Diartikan terpisah, tari balian dadas (galang dadas) muncul setelah tari galang bawo dan tari ganggerang, sekitar tahun 1540.
Tari Balean Dadas Bawo adalah tarian adat masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah untuk meminta kesembuhan kepada Ranying Hatala langit (Tuhan) bagi mereka yang sakit. Nama Balean Dadas bawo sendiri di ambil dari sebutan pengobat perempuan dan laki-laki, yang dalam masyarakat Dayak disebut Balean Dadas Bawo.
Seiring perkembangan zaman, tarian ini di adaptasi menjadi karya seni oleh masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah sebagai Upaya pelestarian kebudayaan asli masyarakat Dayak.
Gerakan dalam tarian menggambarkan permohonan kepada Tuhan untuk di berikan kesembuhan kepada mereka yang sakit.
Kostum yang di gunakan oleh penari dalam Tari Balean Dadas bawo sangat penuh warna dan corak berwarna hitam, putih, merah, kuning dan hijau yang merupakan warna ciri khas Dayak. Selain itu juga di lengkapi beberapa aksesoris seperti gelang, kaling taring dan janur. (Adm)