KASAI BISÁ: MASKER KECANTIKAN ALAMI SUKU DAYAK KALIMANTAN TENGAH

Indonesia menjadi rumah bagi begitu banyak harta karun tak terduga, dan sebagian besar tersembunyi di balik kekayaan budaya serta alamnya. Salah satu rahasia kecantikan yang paling membumi dan menghangatkan hati datang dari Kalimantan Tengah: Kasai Bisá.
Jauh sebelum kita mengenal skincare botolan, para perempuan Dayak di Kalimantan Tengah—khususnya dari sub-suku seperti Dayak Ngaju—telah memiliki teknik perawatan kulit yang sempurna. Mereka tidak mencari keajaiban instan dari laboratorium, melainkan langsung menyentuh bumi, mengambil akar, kayu, dan rimpang terbaik dari hutan.
Kasai Bisá (dalam bahasa Dayak Ngaju) adalah ramuan kecantikan tradisional yang secara turun temurun digunakan sebagai masker wajah atau bedak dingin. Pembuatannya mengunakan beras, serta berbagai jenis rimpang, akar, daun, dan kulit kayu. Kasai Bisá; Bedak Dingin; Pupur Basah, digunakan secara luas pada setiap wilayah di Kalimantan, hingga beberapa daerah lainnya di Indonesia dengan ciri dan nama berbeda pada masing-masing daerah.
Kasai Bisá di Kalimantan Tengah sering digunakan dalam berbagai aktivitas dengan tujuan untuk kecantikan, pengobatan, atau pun proses tradisi tertentu (misalnya persiapan calon pengantin yang akan menikah). Ada berbagai jenis Kasai Bisá yang bisa ditemukan, tergantung pada tujuan pembuatan dan bahan yang digunakan. Misalnya Kasai Bisá Taya, Kasai Bisá Bengkoang, Kasai Bisá Bawang Dayak, Kasai Bisá untuk pengantin, dan Kasai Bisá Panarung (Kasai Bisá yang dibuat dengan tujuan menimbulkan daya tarik terhadap lawan jenis).
Proses pembuatannya mencerminkan kearifan lokal yang mendalam: bahan-bahan herbal pilihan ditumbuk atau digiling hingga menjadi halus, kemudian di keringkan. Bubuk inilah yang kemudian dicampur dengan sedikit air (atau air mawar) hingga membentuk pasta (sering disebut juga pupur basah) untuk dioleskan ke kulit. Sensasi dingin yang ditimbulkan saat menggunakannya membuat ramuan ini dijuluki “bedak dingin atau masker wajah yang menenangkan”. Bahkan proses pengambilan tanaman yang digunakan untuk pembuatan Kasai Bisá dengan tujuan tertentu, harus memperhatikan pesan kearifan lokal (petuah), misalnya bagian tanaman tersebut harus diambil sebelum sore hari dan tidak boleh tertutup oleh bayangan orang yang mengambilnya. Petuah ini biasanya disampaikan secara lisan dan turun temurun kepada keluarga pembuat Kasai Bisá. Kehadiran Kasai Bisá mengajarkan kita tentang cara merawat diri dengan menggunakan bahan alami, di tengah gempuran produk global yang tak ada habisnya. Ini menjadi sebuah produk kecantikan yang alami, tulus, dan abadi.



