TRADISI

Kearifan lokal yang diwariskan secara turun temurun masih menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Dayak Kalimantan Tengah yang sangat kental dalam kesehariannya.

  • UPACARA NAHUNAN MASYARAKAT DAYAK NGAJU

    Nahunan merupakan salah satu ritus dalam siklus kehidupan masyarakat Dayak Ngaju, terutama bagi pemeluk kepercayaan Kaharingan. Tujuan utama dari pelaksanaan Nahunan adalah untuk memberikan nama kepada anak. Dengan melaksanakan Nahunan, diharapkan agar anak tersebut diberkati dan diberikan, keselamatan serta diberkahi dengan rejeki yang berlimpah oleh Ranying Hatalla Langit (Tuhan Yang Maha Esa). Ritual Nahunan disesuaikan dengan kemampuan ekonomi dari keluarga yang menyelenggarakannya. Selain menyiapkan sesajen sebagai persembahan kepada roh leluhur dan Ranying Hatalla langit, penyelenggara ritual harus memperhitungkan konsumsi bagi tamu yang nantinya akan datang, karena juga dilakukan tradisi panggil (mengundang sanak keluarga ataupun orang dekat) untuk datang ke acara…

    Read More »
  • PASAH PATAHU

    Penyuluh budaya mencatat benda benda budaya yang bernilai tradisi suku dayak khususnya keberadaan pasah patahu di kelilingi dengan bendera dan kain kuning. Pasah Patahu ini berada di Desa Tengkahen Kec. Banama Tingang Kab. Pulang Pisau. Bagi masyarakat Tangkahen pasah patahu adalah sejenis rumah kecil yang di dalamnya diyakini terdapat roh-roh gaib (datu) jelmaan dari roh gaib / roh suci itu termanifestasi secara fisik, dalam bentuk batu yang kegunaanya untuk menjaga kampung khusunya kampung Tangkehan dari segala bahaya yang mengancam baik dari luar maupun dari dalam. Patahu dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk berhajat (bernazar), di dalam pasah patahu terdapat beberapa batu, botol…

    Read More »
  • LUHING MUNDUK

    Motif Pahat Khas Dayak yang Gambarkan Kehidupan Sosial Bagi orang Dayak, seni ukir ataupun seni memahat menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan sebagai manifestasi dari jati diri tingginya peradaban. Banyak motif dalam seni pahat khas Dayak Kalimantan Tengah (Kalteng) yang kerap ditampilkan para seniman Dayak, salah satunya motif Luhing Munduk. Motif ini menggambarkan kehidupan sosial budaya di masyarakat. Dikenal juga dengan pahatan Sandung, Luhing Manduk merupakan jenis patung yang bernilai magis bagi penganut Dayak Kaharingan. Luhing Munduk merupakan miniatur yang Mengilustrasikan kehidupan sosial budaya masyarakat. Tidak hanya itu, miniatur Luhing Munduk ini menggambarkan figur atau ketokohan perilaku seseorang, dan lain-lain.…

    Read More »
  • BALIAN BALAKU UNTUNG

    Upacara Balian Balaku Untung merupakan salah satu bagian dari kebudayaan orang Dayak Ngaju yang menganut Kaharingan di Desa Tumbang Kuayan, Kec. Rungan, Kab. Gunung Mas, Prov. Kalimantan Tengah. Upacara balian adalah upacara yang dilakukan untuk membayar hajat dan keinginan akan sebuah kesembuhan. Upacara balian dipimpin oleh seorang dukun yang disebut sebagai mulung, pemimpin Upacara balian biasanya berasal dari keturunan mulung atau bisa juga dari orang yang dipercaya oleh masyarakat setempat. Balian merujuk pada nama kegiatan (upacara) yang dilaksanakan oleh 5-9 orang dipimpin seorang basir; balaku berarti memohon atau meminta; dan untung berarti berkah, keberuntungan atau keselamatan. Jadi, upacara Balian Balaku…

    Read More »
  • PAKANAN BATU

    Tradisi Dayak Pakanan Batu merupakan ritual tradisional yang digelar setelah panen ladang atau sawah. Tujuan dari kebiasaan adat ini dimaksudkan sebagai ungkapan rasa Syukur dan terimakasih kepada peralatan yang dipakai saat bercocok tanam sejak membersihkan lahan hingga menuai hasil panen. Peralatan-peralatan saat bercocok tanam merupakan alat yang digunakan, mulai dari membersihkan lahan hingga menuai hasil panen. Adapun benda atau barang yang dituakan dalam ritual ini adalah batu. Mereka berkeyakinan bahwa batu dianggap sebagai sumber energi yang dapat menajamkan alat-alat yang digunakan untuk becocok tanam. Misalnya untuk mengasah parang, balayung, kapak, ani-ani atau benda dari besi lainnya, Selain sebagai sumber energi…

    Read More »
  • TETEK PANTAN, BUDAYA DAN TRADISI DAYAK KALIMANTAN TENGAH DALAM MENYAMBUT TAMU

    Tradisi tetek pantan atau memotong kayu bulat yang dipasang melintang di gapura , diyakini masyarakat Dayaj pedalaman Kalimantan Tengah dapat mengusir setan atau roh jahat yang menempel pada seseorang. Tetek pantan sendiri biasanya dilakukan untuk menyambut tamu kehormatan atau pejabat pemerintahan dan negara. Semboyan Tamu adalah Raja masih berlaku bagi masyarakat di tempat ini. Mereka akan menyambut tamu dengan meriah, seluruh penduduk desa dari ketua adat hingga anak-anak ikut menyambut dengan ritual adat yang mereka sebut dengan tetek (potong) pantan. Upacara/ritual tetek pantan ini merupakan salah satu upacara adat yang dilaksanakan oleh masyarakat Dayak Ngaju di Provinsi Kalimantan Tengah, khususnya…

    Read More »
  • MAMAPAS LEWU

    Upacara adat Mampakanan Sahur dan Mamapas Lewu bertujuan meminta keselamatan warga di Kalimantan Tengah. Yang gemar melakukan kebiasaan adat ini adalah masyarakat Dayak Kotawaringin Timur, terutama mereka yang memeluk kepercayaan Kaharingan. Upacara Mamapas Lewu merupakan manifestasi tatanan kehidupan dalam berinteraksi dengan komunitas sesama. Tujuan dari kebiasaan adat ini ialah untuk membersihkan alam dan lingkungan hidup (petak danum) beserta segala isinya dari berbagai sengketa, bahaya, sial, wabah penyakit, untuk menciptakan suasana panas menjadi dingin dan gerah menjadi sejuk. Tradisi ini juga bisa berkonotasi doa yang diutarakan kepada Yang Mahakuasa supaya tercipta kehidupan yang abadi di muka bumi, terhindar dari segala musibah,…

    Read More »
  • MANYANGGAR

    Manyanggar berasal dari kata “Sangga” yang memiliki pengertian batasan atau rambu-rambu. Upacara Manyanggar Suku Dayak lalu diartikan sebagai ritual yang dilaksanakan manusia untuk membikin batas-batas berbagai aspek kehidupan dengan makhluk gaib yang tidak terlihat secara kasat mata. Alasan kenapa Ritual Dayak bernama Manyanggar ini oleh Masyarakat Dayak karena mereka percaya bahwa dalam hidup di dunia, selain manusia ada juga hidup makhluk halus (diluar manusia). Dengan adanya rambu-rambu atau tapal batas dengan roh halus tersebut diharapkan supaya keduanya tidak saling mengganggu alam kehidupan masing-masing. Selain itu, sebagai ungkapan penghormatan terhadap batasan kehidupan makluk lain. Mereka yang hendak membuat lahan baru pertanian,…

    Read More »
  • TIWAH

    Tradisi Tiwah adalah upacara ritual kematian tingkat akhir bagi masyarakat suku Dayak di Kalimantan Tengah (Kalteng), khususnya Dayak Pedalaman penganut agama Kaharingan sebagai agama leluhur warga Dayak. Upacara ini merupakan upacara kematian yang umumnya digelar atas seseorang yang telah meninggaldan dikubur sekian lama hingga yang tersisa dari jenazahnya dipekirakan hanya tinggal tulangnya saja. Tujuan dari Ritual Tiwah untuk meluruskan perjalanan roh atau arwah yang bersangkutan menuju Lewu Tatau (Surga – dalam Bahasa Sangiang) sehingga bisa hidup tentram dan damai di alam Sang Kuasa berdasarkan keyakinan masyarakat lokal. (Adm)

    Read More »
  • PERMAINAN KHAS DAYAK KALIMANTAN TENGAH

    No.Nama PermainanDeskripsi PermainanAlat Bantu1.HABAYANGBagasing atau dalam bahasa Dayak Ngaju disebut Habayang adalah permainan tradisional masyarakat Dayak Kalimantan Tengah yang sudah sangat terkenal menggunakan alat yang disebut gasing. Gasing sendiri terbagi dua yaitu Gasing Balanga dan Gasing Pantau. Gasing biasanya dibuat dengan lingkaran berdiameter 8- 9 cm dan tinggi sekitar 7-8 cm.Tali dan kayu berbentuk gasing2.BALOGOPermainan anak hingga remaja yang sudah sangat akrab dengan keseharian masyarakat Dayak di berbagai pelosok Kalimantan Tengah, terutama anak-anak. Nama permainan ini diambil dari alat yang digunakan yaitu ‘Logo’. Logo terbuat dari bahan tempurung kelapa dengan ukuran garis tengah sekitar 5-7 cm dan tebal antara 1-2…

    Read More »
Back to top button