RUMAH BETANG “MANGGATANG UTUS” SEI. PASAH
Huma gantung/huma hai atau juga disebut Betang merupakan rumah adat Dayak di Kalimantan Tengah.
Berukuran besar, lebar, tinggi dan punya kekhasan yaitu dinding terbuat dari kulit kayu (dulu)/kayu, dan tidak menggunakan paku melainkan pasak. Dengan hampir 70 persen tiang dan seluruh rangka bangunan betang terbuat dari kayu besi atau tabalien (ulin)
Salah satu Betang yang dikenal di Kalteng adalah situs Betang Manggatang Utus di Sei Pasah, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, yang resmi menjadi objek wisata pada 2019.
Sebagai cagar budaya, Betang Manggatang Utus memiliki nilai penting bagi masyarakat Dayak di Kabupaten Kapuas. Tidak hanya mengungkapkan legenda kehidupan nenek moyang, tapi juga memberi gambaran tentang sistem, nilai sosial budaya yang dihasilkan dari sebuah kehidupan masyarakat Dayak zaman dulu.
Letak Betang Manggatang Utus berada tepatnya tidak jauh, yaitu di seberang Sungai Kapuas Murung dari arah Kuala Kapuas, berjarak sekitar 200 meter dari Sungai Kapuas Murung. Betang ini merupakan hasil pembangunan kembali betang yang pernah ada di sekitar lokasi tersebut. Sedangkan betang lama sudah tidak ada, hanya menyisakan beberapa tiang ulin saja.
Meskipun sudah berbeda dengan Betang aslinya, betang ini tetap memberikan sentuhan dengan nuansa Dayak yang masih kental.Manggatang utus mempunyai arti mengangkat derajat leluhur/keturunan, penamaan tersebut sebagai bentuk dan upaya untuk mengangkat cerita serta kearifan lokal dari lelulur orang Dayak masa lalu, sehingga terus lestari dan terjaga. (Adm)