DESTINASIWISATA BUATAN

SENTRA KERAJINAN ROTAN DESA PULAU TELO

Sejak lama, rotan salah satu komoditas unggulan produk hasil hutan bukan kayu (HHBK) di Kalteng.

Tumbuhan rotan merupakan tanaman palem merambat, yang panjangnya bisa mencapai lebih dari 100 meter dan memiliki nilai ekonomis tinggi.

Bagi masyarakat Dayak, sejak dulu rotan merupakan tumbuhan yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Meskipun sebelumnya tumbuhan ini hidup liar, namun belakangan rotan mulai ditanam dan dibudidaya oleh masyarakat Dayak, karena manfaatnya yang sangat banyak.

Dalam kehidupan sehari-hari, rotan dimanfaatkan  sebagai kerajinan rumah tangga, seperti bakul, alat ikat atau tali, tikar, alat penagkap ikan, bahkan untuk membangun rumah dan banyak lagi. Tidak hanya itu, batang rotan muda atau bagian pucuknya juga dimanfaatkan sebagai pangan atau sayur, yang bisa diolah untuk berbagai macam masakan dan sambal khas Dayak.

Sebagai alat ikat, sebelum ada tali yang terbuat dari plastik seperti saat ini, rotan digunakan untuk mengikat hewan kurban saat upacara-upacara atau ritual Kaharingan. Sehingga, seringkali saat hewan yang diikat dengan rotan ini dikurbankan maka rotan yang tertumpah darah hewan kurban dipercaya punya ‘nilai’ sakral, hingga diperebutkan usai upacara dilakukan.

Produk kerajinan rotan masyarakat Dayak Ngaju Kabupaten Kapuas terus berkembang hingga sekarang, bahkan sudah diakui kualitasnya dan mampu menembus pasar Internasional, seperti Negara Tirai Bambu Jepang.

Salah satu desa yang cukup terkenal dan sudah ditetapkan Pemerintah Kabupaten Kapuas sebagai Sentra Kerajinan Rotan adalah Desa Pulau Telo. Pengrajin rotan di desa yang masuk wilayah Kecamatan Selat ini membuat berbagai macam produk kerajinan, seperti tikar rotan, keranjang, pot bunga, figura foto dan cermin, rak sepatu, meja, kursi, hiasan, gantungan kunci, hingga penjepit rambut dan lain-sebaginya.

Mengunjungi Desa Pulau Telo, kita dapat melihat secara langsung bagaimana masyarakat disana membuat kerajinan rotan, dan mendapatkan berbagai produk dengan harga sangat terjangkau.

Selain itu, kita dapat pula menikmati kehidupan sungai dan pemandangan alam yang indah, dimana terdapat 3 (tiga) buah pulau ditengah Sungai Kapuas yang menyimpan banyak legenda dan sejarah masyarakat Dayak Ngaju di Pulau Telo. Untuk sampai ke Desa Pulau Telo, cukup dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat dengan jarak tempuh sekitar 20 menit dari pusat Kota Kuala Kapuas. (Adm)

Back to top button